Wow!!! Jangan Terlalu Banyak Konsumsi Antibiotik Karena Secara Tidak Sadar Memiliki Efek Sampiing Bagi Otak!!!!
Para peneliti dari Amerika Serikat menemukan bahwa antibiotik terkait dengan gangguan serius pada fungsi otak yang disebut dengan delirium, dan masalah otak lainnya. Antibiotik merupakan obat kuat yang mampu melawan bakteri. Sedangkan delirium adalah gangguan otak yang menyebabkan kebingungan mental, yang terkadang disertai halusinasi dan agitasi.
Orang-orang yang memiliki delirium memiliki kemungkinan besar untuk mengembangkan komplikasi lainnya. Dalam penelitian ini, terdapat sekitar 54 antibiotik dari 12 kelas berbeda yang terlibat. Antibiotik ini merupakan jenis antibiotik yang sudah sering digunakan oleh sebagian besar orang.
Dalam penelitian ini, para peneliti meninjau data ilmiah yang melibatkan sekitar 391 pasien. Para pasien tersebut merupakan orang-orang yang telah mengonsumsi antibiotik selama tujuh tahun dan mengembangkan delirium dan masalah otak lainnya.
Seperti yang dilansir melalui thehealthsite, para peneliti menemukan sekitar 47 persen pasien mengalami delusi atau halusinasi, 14 persen mengalami kejang, 15 persen mengalami otak tak sadar berkedut, dan 5 persen kehilangan kontrol gerakan tubuh.
Selain itu, melalui EEG (tes yang mendeteksi aktivitas otak) menunjukkan kondisi abnormal sebesar 70 persen. Sebanyak 25 persen dari orang-orang yang mengembangkan delirium mengalami gagal ginjal.
Para peneliti mengidentifikasi tiga jenis delirium dan masalah otak lain yang terkait dengan antibiotik. Tipe satu ditandai dengan kejang seringkali berkaitan dengan antibiotik jenis penisilin dan sefalosporin.
Tipe dua ditandai dengan gejala psikosis dan terkait dengan antibiotik jenis prokain penisilin, sulfonamid, fluoroquinolones dan makrolida. Baik tipe satu maupun tipe 2 menunjukkan perkembangan gejala yang cukup cepat hanya dalam beberapa hari. Setelah antibiotik dihentikan, gejala juga akan berhenti dalam beberapa hari.
Tipe 3 ditandai dengan hasil pemindaian otak yang abnormal serta koordinasi otak yang terganggu serta beberapa tanda-tanda lain dari disfungsi otak. Kondisi ini dikaitkan dengan antibiotik jenis metronidazol. Awal gejala biasanya terlihat setelah beberapa minggu. Gejala juga akan cukup lama menghilang setelah konsumsi antiobiotik dihentikan.
Orang-orang yang memiliki delirium memiliki kemungkinan besar untuk mengembangkan komplikasi lainnya. Dalam penelitian ini, terdapat sekitar 54 antibiotik dari 12 kelas berbeda yang terlibat. Antibiotik ini merupakan jenis antibiotik yang sudah sering digunakan oleh sebagian besar orang.
Dalam penelitian ini, para peneliti meninjau data ilmiah yang melibatkan sekitar 391 pasien. Para pasien tersebut merupakan orang-orang yang telah mengonsumsi antibiotik selama tujuh tahun dan mengembangkan delirium dan masalah otak lainnya.
Seperti yang dilansir melalui thehealthsite, para peneliti menemukan sekitar 47 persen pasien mengalami delusi atau halusinasi, 14 persen mengalami kejang, 15 persen mengalami otak tak sadar berkedut, dan 5 persen kehilangan kontrol gerakan tubuh.
Selain itu, melalui EEG (tes yang mendeteksi aktivitas otak) menunjukkan kondisi abnormal sebesar 70 persen. Sebanyak 25 persen dari orang-orang yang mengembangkan delirium mengalami gagal ginjal.
Para peneliti mengidentifikasi tiga jenis delirium dan masalah otak lain yang terkait dengan antibiotik. Tipe satu ditandai dengan kejang seringkali berkaitan dengan antibiotik jenis penisilin dan sefalosporin.
Tipe dua ditandai dengan gejala psikosis dan terkait dengan antibiotik jenis prokain penisilin, sulfonamid, fluoroquinolones dan makrolida. Baik tipe satu maupun tipe 2 menunjukkan perkembangan gejala yang cukup cepat hanya dalam beberapa hari. Setelah antibiotik dihentikan, gejala juga akan berhenti dalam beberapa hari.
Tipe 3 ditandai dengan hasil pemindaian otak yang abnormal serta koordinasi otak yang terganggu serta beberapa tanda-tanda lain dari disfungsi otak. Kondisi ini dikaitkan dengan antibiotik jenis metronidazol. Awal gejala biasanya terlihat setelah beberapa minggu. Gejala juga akan cukup lama menghilang setelah konsumsi antiobiotik dihentikan.
0 comments:
Post a Comment